Siapa bilang usaha fotocopy tidak punya kelemahan? Ada loh beberapa poin kelemahan usaha fotocopy yang harus jadi pertimbangan awalmu.
Mempertimbangkan kelemahan akan membuatmu siap menghadapi apa saja resiko usaha fotocopy yang nanti mungkin akan terjadi.
Jadi, buat semua pebisnis yang akan memulai ini harus memahami di awal. Jangan mulai kalau belum siap dan jangan berani-berani mulai kalau memang masih takut mengenai kelemahan.
Berbagai kelemahan ini, wajib dianalisis lebih dulu. Tujuannya tentu saja agar kamu bisa meminimalisir berbagai risiko yang terjadi.
Kelemahan Usaha Fotocopy
Biar nggak kaget saat usaha fotocopy bangkrut karena belum ada persiapan apa-apa, ini dia beberapa poin kelemahan dari usaha fotocopy ini:
1. Sudah Banyak Pesaing
Kelemahan usaha ini ada pada poin pesaingnya yang sudah sangat banyak. Usaha ini emang banyak banget yang menggeluti.
Di suatu daerah yang bahkan dekat dengan rumahmu, pasti sudah ada usaha fotocopy yang lumayan ramai.
Tak jauh dari situ, kamu pasti bakal nemuin lagi. Ini sebenarnya jadi kelemahan. Di dekat area sekolah, kampus, bahkan perkantoran pasti ada usaha fotocopy yang sudah lama berdiri.
Bahkan tak jarang, usaha fotocopy di tempat yang dekat dengan ketiga area tersembut bersebelahan. Ada ulasan yang cukup menarik buat menjelaskan mengapa banyaknya kompetitor itu kurang baik buat bisnismu.
Tapi, ada kok cara yang efektif untuk mengatasi kelemahan itu. Baiknya, kamu coba pertimbangkan beberapa tips dari Baremetrics ini:
- Ketahui pelangganmu: penting mengetahui pelangganmu untuk membangun hubungan baik dengan mereka.
- Memahami persaingan: lihat apa yang kompetitormu lakukan dan lihat apa yang tidak kompetitormu lakukan. Lalu, cobalah ‘isi’ yang tidak kompetitormu lakukan dengan mengerjakannya pada usahamu.
- Higlight perbedaan usahamu: kamu bisa melakukan highlight terhadap perbedaan usahamu dengan usaha lainnya. Misalnya, lebih cepat, lebih murah, atau lebih lengkap.
- Jalin kerja sama: menjalin kerja sama dengan pihak yang membutuhkan usaha fotocopy.
Dengan cara ini, maka kelemahan usaha fotocopy yang ada bisa teratasi dengan maksimal.
2. Butuh Biaya Besar untuk Maintenance Mesin Fotocopy
Suka duka usaha fotocopy itu banyak. Tapi, kali ini saya akan berfokus ke bagian dukanya saja.
Menjalankan usaha fotocopy itu artinya harus bersiap dengan kebutuhan biaya yang besar untuk melakukan maintenance dari mesin fotocopy.
Bagaimanapun, mesin yang kamu gunakan sangat membutuhkan maintenance. Apalagi jika mesin ini digunakan setiap hari secara terus-menerus.
Lama-kelamaan, performa dari mesin fotocopy bisa menurun dan ini tentu saja akan mengganggu produktivitas dari usaha yang tengah kamu jalankan.
Ada satu website yang membahas cukup banyak tentang metode untuk menjaga performa mesin fotocopy. Namanya All Copy Products. Mereka menyarankan agar melakukan beberapa hal ini:
- Beri waktu istirahat untuk mesin fotocopy-mu paling tidak sehari dalam seminggu.
- Jangan lupa warm-up atau memanaskan mesin fotocopy sebelum digunakan terus-menerus.
- Bersihkan kaca yang terdapat di dalam mesin fotocopy.
- Menggunakan kertas terbaik.
- Mengisi ulang kertas dengan hati-hati.
- Gunakan tinta terbaik.
- Melakukan cek sisa tinta secara rutin.
Dengan metode ini, kelemahan usaha fotocopy pada bagian biaya maintenance yang terlalu besar bisa teratasi. Minimal, mesin fotocopy-mu tidak akan mengalami kerusakan dalam waktu singkat. Intinya, jadi lebih awet.
3. Bergantung pada Beroperasinya Sekolah, Kampus, dan Kantor
Mesin fotocopy akan terus beroperasi selama sekolah, kampus, dan kantor juga beroperasi.
Hidup tidaknya mesin fotocopy sangat bergantung terhadap beroperasinya ketiga tempat tersebut. Selain itu, jarang.
Kalaupun ada yang butuh kertas untuk gorengan, pastinya tidak akan memfotocopy lebih dulu.
Kebergantungan hidup dari usaha fotocopy ini juga yang menjadi salah satu kelemahannya. Ketiganya berhenti beroperasi, usaha fotocopy-mu bakal ketar-ketir.
Hasilnya apa? Tentu omzet bisa menurun dan paling tidak, kamu harus nombok biaya operasional. Apalagi jika punya karyawan.
CS Monitor memberikan beberapa saran agar bisnismu dapat bertahan di low-season atau ketika tiga tempat di atas tidak beroperasi:
- Mengelola inventaris waktu musim ramai untuk me-manage lebih baik ketika low-season.
- Menyiapkan jaring pengaman finansial ketika low-season dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk biaya emergency.
- Berikan promosi di low-season seperti diskon atau potongan harga.
Dengan cara ini pula, kamu bisa mengatasi salah satu kelemahan usaha fotocopy yang sangat bergantung dengan musim atau season tertentu ini.
4. Butuh Banget Lokasi Bagus
Siapa sih yang mau bisnis fotokopinya nggak kelihatan oleh pelanggan? Pastinya, setiap pebisnis di bidang ini akan memilih lokasi yang bagus.
Tapi sebenarnya, ini minus atau kelemahan dari usaha fotocopy. Kamu sangat membutuhkan yang namanya lokasi strategis.
Lokasinya harus deket kantor, sekolah, kampus, atau tempat-tempat yang emang butuh banget jasa fotocopy.
Kalau enggak, kamu bisa gigit jari karena nggak ada yang dateng dan tahu tempat fotocopy-mu.
Lokasi yang bagus otomatis juga mempengaruhi cost yang perlu kamu keluarin. Biaya sewa apalagi belinya tentu nggak murah.
Pemilik tempat di lokasi yang strategis, nggak bakalan memberikan tempatnya dengan harga murah. Ini jadi tantangan tersendiri buatmu.
Lalu, kalau emang nggak ada tempat terus solusinya gimana? Online-in aja! Sekarang, visibilitas suatu usaha jadi lebih baik dengan pemasaran secara online.
Kamu bisa highlights kalau layanan utama usahamu adalah layanan online. Cukup kirim file, dan sisanya bisa kamu atur sendiri.
5. Modal Awalnya Besar
Nah, ini juga patut jadi pertimbangan. Kelemahan usaha fotocopy selanjutnya adalah modal awalnya emang gede banget. Apalagi kalau kamu emang mau nyediain mesin fotocopy yang besar dan bisa memproduksi ribuan eksemplar tiap harinya.
Jelas saja, biaya atau modal awalnya besar. Walaupun bisa memulai usaha fotocopy dengan modal Rp 5 juta aja, tetap ada poin minus dari minimnya modal usaha yang kamu miliki.
Solusinya gimana? Tak lain dan tak bukan, kalau emang modalnya masih minim jangan buka usaha ini dulu.
Kamu kumpulin tuh duit modal awalnya sampai beneran ngerasa duit itu udah nggak ada artinya lagi. Baru usaha ini bisa kamu jalanin dengan enjoy.
Bisa juga dengan manfaatin berbagai program pinjaman di bank atau lainnya. Tapi, selain harus memikirkan gimana usaha bisa dikenal, kamu juga bakal kepikiran untuk terus bayar cicilan setiap bulannya.