2 Franchise Toko Bangunan di Indonesia, Bisa Untung Gede!

Toko bangunan sudah jadi jenis bisnis yang akan banyak kamu temukan di Indonesia. Tapi pernah kepikiran nggak buat kerjasama atau bikin usaha dengan cara franchise toko bangunan? 

Kalau belum, mungkin artikel ini akan sedikit banyak membantumu. Memang kalau franchise itu terkenalnya hanya untuk jenis bisnis tertentu. Semisal franchise F&B, fashion, dan sejenisnya. 

Kalau toko bangunan sepertinya memang jarang yang pakai sistem waralaba untuk membukanya. Selain karena memang jarang ada penyedianya, kalaupun ada syaratnya pasti cukup ketat. 

Dengan syarat-syarat yang ada, akhirnya tidak semua orang bisa memenuhinya. Makanya nggak heran jarang ada yang membuka toko bangunan dengan sistem franchise atau waralaba. 

Baca Juga: Modal Usaha Paving Block dan 7 Tips Memulainya, Cuannya Gede!

Pilihan Franchise Toko Bangunan Terbaik di  Indonesia dan Modalnya

Penyedia paket usaha toko bangunan ini bisa kami katakan masih sangat sedikit. Di Indonesia sendiri hanya terdapat dua perusahaan besar yang menawarkan franchise untuk membuka toko bangunan. Ini dia penyedianya: 

1. Home Builder Center

Pertama adalah Home Builder Center atau HBC. Franchise toko bangunan ini menawarkan tiga pilihan paket usaha buat kamu. Ada Paket A buat bangunan supermarket bangunan dengan luas 200 meter persegi. 

Paket A membutuhkan modal investasi awal sebesar Rp 300 juta. Selain itu ada Paket B buat bangunan supermarket yang luasnya 450 meter persegi. Harga atau investasi pertamanya adalah Rp 425 juta. 

Dan terakhir ada Paket C dengan bangunan seluas 650 meter persegi. Investasinya sebesar Rp 525 juta. 

Dalam peluang bisnis toko bangunan dengan franchise HBC ini menawarkan beberapa fasilitas sesuai dengan paket yang kamu pilih. Modal investasinya itu belum termasuk sewa tokonya, ya!

Jadi biaya investasi itu baru seluruh kebutuhan barang-barang di toko. Termasuk dengan manajemen fee buat 6 tahun dengan nilai Rp 44 juta buat Paket A, Rp 55 juta buat Paket B, dan Rp 60,5 buat Paket C. 

Nah, buat modal franchise toko bangunan yang kamu keluarkan juga sudah termasuk izin, perlengkapan dari toko, pelatihan, gaji karyawan, serta renovasi toko. Oh iya, sistemnya bagi hasil ya!

Nantinya kamu bisa dapat penghasilan dengan besar 3,5% sampai dengan 6,5% dari omset per bulan. Jika dalam sebulan bisa dapet Rp 300 juta sebulan, maka keuntungan bersihmu adalah Rp 19,5 juta. Bisa balik modal cuma 21 bulan doang. 

Ada persyaratannya? Pasti ada lah! Apa saja? Nih persyaratannya: 

  • Tidak butuh keahlian dan pengalaman tentang usaha. 
  • Menyediakan lahan usaha dan izin usaha. 
  • Sedia bangunan toko yang luasnya 200 m2 – 650 m2. 
  • Toko di lokasi yang strategis.
  • Dalam radius 3 km toko ada minimal 3 kompleks perumahan. 
  • Sedia anggaran sendiri. 
  • Seluruh kegiatan bisnis toko bangunan akan diatur oleh pihak HBC. 

2. Solusi Rumah Mandiri PT Holcim

Penyedia franchise toko bangunan lainnya adalah Solusi Rumah Holcim. Buat menjadi mitra dari franchise ini, siapin modal dengan jumlah Rp 50 juta. Ini jika kamu sudah punya toko bangunan. 

Mau koleksi atau produknya lebih lengkap? Kamu bisa menyediakan biaya Rp 700 juta kalau ingin sangat lengkap beserta konsultasi pembangunan rumah. Di dalam kemitraan ini, kamu bisa dapat pelatihan lengkap juga kok. 

Kerjasama distributor bahan bangunan Solusi Rumah Mandiri PT Holcim ini diestimasikan kamu akan balik modal hanya dalam waktu 3,5 tahun doang. Sampai saat ini juga udah banyak outlet mereka. 

Di Pulau Jawa aja, sudah tercatat ada lebih dari 90 outlet yang sampai saat ini tersebar. Seperti yang udah disebutkan, Solusi Rumah nggak cuma jadi toko bangunan tradisional aja. 

Tpai mereka pun bisa memberi layanan konsultasi bagi siapapun yang ingin membangun rumah. Nggak cuma itu, proses pembangunannya bisa lebih hemat karena pembangunannya bisa memotong ongkos lebih dari 20%. 

Franchise toko bangunan ini punya dua jenis bentuk kemitraan. Pertama Solusi Rumah Retail dan kedua adalah Rumah CPM atau Concrete Product Manufacturer. 

Solusi Rumah Retail ini bentuknya toko material dengan variasi produk bahan bangunan. Sedangkan buat CPM adalah pabrik yang memproduksi bahan bangunan seperti batako, lengkong, dan ubin. 

Nantinya dalam nilai investasi tersebut, itu sudah termasuk fee franchise yang berlaku 5 tahun untuk Solusi Rumah Retail. Kalau mau Paket Solusi Rumah CPM, modalnya Rp 1,4 milyar – Rp 1,7 milyar. 

Biaya tersebut udah termasuk biaya pembangunan pabrik, pengadaan mesin, pengadaan peralatan pabrik, dan franchise fee dalam 5 tahun. 

Setiap mitra dari franchise toko bangunan ini bisa dapat margin sharing 10% buat Solusi Rumah Retail serta 20 % – 30 % buat paket Solusi Rumah CPM. 

Persyaratan kemitraannya harus kamu lengkapi. Apa aja syaratnya? Nih cek di sini: 

  • Ada dua jenis kemitraan: Solusi Rumah Retail dan Solusi Rumah CPM atau Concrete Product Manufacturer. 
  • Calon mitra telah berpengalaman. 
  • Sudah punya toko bahan bangunan sendiri. 
  • Paket bisa sesuai permintaan mulai dari Rp 50 juta – Rp 700 juta. 
  • Payback period buat paket Solusi Rumah Retail 1 tahun dengan asumsi penjualan Rp 750 juta. 
  • Payback period untuk Solusi Rumah CPM kurang lebih 3,5 tahun. 

Nah, kira-kira mana yang cocok buat kamu? Tapi kalau tidak ingin ribet, kamu bisa pilih yang pertama karena tidak ada persyaratan untuk punya toko bangunan atau sudah berpengalaman lebih dulu. 

Baca Juga: 10 Cara Mulai Usaha Toko Bangunan Modal Kecil, Untung Gede!

Keuntungan Bermitra dengan Franchise Toko Bangunan Terkenal

Menjalin kemitraan dengan franchise toko bangunan yang sudah kami sebutin di atas, bisa memberimu cukup banyak keuntungan. Walaupun sih tetap aja hasilnya tergantung dengan pengelolaan bisnis dan kondisi pasar. 

Ini dia beberapa keuntungannya: 

1. Sudah Punya Model Bisnis yang Teruji

Daripada kamu mempertimbangkan membuka model toko bangunan sederhana yang belum teruji, jauh lebih baik untuk menjalin kemitraan dengan franchise tertentu. Pasalnya mereka sudah punya sendiri model bisnis. 

Model bisnis yang mereka miliki pun sudah terbukti berhasil. Kamu bisa dapat akses pada panduan operasional, prosedur, serta pengalaman yang sudah teruji dalam berbagai outlet mereka di banyak lokasi. 

2. Nama Merk yang Sudah Terkenal

Saat menjadi mitra franchise yang telah dikenal, maka toko bangunan milikmu sudah bisa langsung memberi pemahaman pada pasar sekaligus kepercayaan pelanggan pada merk atau brand franchise yang kamu gunakan. 

3. Memperoleh Dukungan dan Pelatihan

Beberapa franchise biasanya menawarkan pelatihan di awal serta dukungan atau support berkelanjutan pada sejumlah aspek bisnis. Adapun pelatihan dan supportnya bervariasi. 

Mulai dari manajemen, pemasaran, stok, juga layanan pelanggan. Maka dari itu, bekerja sama dengan franchise toko bangunan bisa bermanfaat untukmu kalau emang belum punya pengalaman di industri ini. 

4. Proses Pengadaan Stok Barang Lebih Mudah

Tentu saja ini pun menjadi salah satu keuntungan yang bisa kamu peroleh kalau mencoba franchise. Kamu bisa punya hubungan kuat dengan supplier. Bahkan juga produsennya. 

Akhirnya prosesmu dalam memperoleh stok produk bisa lebih gampang. Tidak hanya itu, kamu pun bisa mendapatkan harga yang lebih baik. 

5. Dukungan Teknis

Pada bisnismu yang dijalankan dengan menjalin kemitraan bersama franchisor, maka kamu bisa dapat dukungan teknis. Misalnya pada instalasi, pemeliharaan, serta masalah lain mengenai sejumlah produk. 

Franchise yang kamu pilih akan menyediakan panduan serta bantuan. Jadi pengelolaan bisnis relatif lebih mudah. 

Baca Juga: Peluang dan Perhitungan Modal Usaha Batako, Cuma 1 Jutaan!

Risiko Franchise Toko Bangunan

Di mana ada keuntungan yang cukup besar, pasti ada risiko yang mendampinginya. Nah untuk franchise ini, ada beberapa risikonya yakni: 

1. Butuh Biaya Awal dan Royalti

Sistem franchise pada umumnya mengharuskanmu membayar biaya awal buat hak pemakaian merk dagang serta sistem yang mereka miliki. Selain itu, kamu juga harus bayar royalti. 

Royaltinya juga cukup besar. Bahkan ada yang berdasarkan pendapatan juga keuntungan yang kamu peroleh. Biaya-biaya ini bisa mengurangi prosentase margin keuntunganmu. 

2. Keterbatasan Operasional

Dalam franchise ini, umumnya punya pedoman serta prosedur yang harus kamu ikuti pada hampir semua lokasi. Hal ini bisa membatasimu terutama dalam fleksibilitas pengelolaan bisnis sesuai dengan kebutuhanmu. 

3. Sangat Bergantung ke Merk Utama

Walaupun punya merek yang sudah sangat terkenal dan bisa menguntungkan, kamu masih sangat bergantung pada reputasi dari merek yang digunakan. 

Kalau suatu hari nih misalnya mereka mengalami masalah reputasi maupun kualitas produk yang buruk, maka hal itu pun berdampak negatif pada bisnismu. 

4. Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan

Franchise memang punya keputusan dan punya kebijakan yang harus kamu patuhi. Bahkan nih meskipun kamu punya cara yang lebih efektif buat mengelolanya, hal itu nggak bisa langsung diterapkan. 

Terkadang memang franchise toko bangunan pun bisa sangat menghambat fleksibilitas dalam pengambilan keputusan yang strategis. 

5. Kemungkinan Franchise Gagal

Ini juga bisa terjadi nih. Meskipun kamu udah kerjasama dengan franchise yang model bisnisnya telah teruji, masih ada loh kemungkinan kalau bisnisnya nggak berhasil di lokasimu. 

Alasannya tentu bervariasi. Bisa karena ada faktor persaingan, kondisi pasar yang tak bisa diprediksi, bahkan bisa juga terjadinya kesalahan dalam manajemen. 

6. Ketergantungan pada Sejumlah Pemasok

Sejumlah franchise mungkin punya keterikatan terhadap pemasok juga produsen tertentu. Hal ini bisa membuatmu kurang fleksibel buat memilih pemasok yang jauh lebih baik dan bisa beri harga lebih baik. 

Sebelum memutuskan untuk bermitra sama franchise toko bangunan, tentu riset dan pertimbangan mendalam harus dilakukan. Cobalah ngobrol dengan pemilik franchise, memahami kontrak, juga persyaratan yang berlaku. 

Bagikan:

Firdaus Al Faqi, S.E. punya latar belakang pendidikan S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Orangnya suka nulis tapi nggak jauh-jauh dari tema manajemen, bisnis, dan teknologi. Kelihatannya banting setir dari background pendidikannya, tapi ternyata enggak juga.

Tinggalkan komentar