Mau Usaha Kerupuk Rumahan Berhasil? Coba 4 Tips Ini!

Usaha kerupuk rumahan adalah salah satu jenis usaha yang cukup menggiurkan jika kamu geluti dengan maksimal. Kerupuk merupakan makanan yang dapat menjadi pelengkap saat makan atau hanya cemilan belaka. 

Umumnya, kerupuk memiliki cita rasa gurih. Orang Indonesia rata-rata sangat menyukainya. Bahkan, ada yang sampai tidak bisa makan tanpa kehadiran makanan ini. 

Saya, adalah salah satu orang yang tidak bisa makan jika belum ada kerupuk. Pangsa pasar dari kerupuk pastinya sangat besar. Target marketnya begitu luas. Kesempatan kamu untuk mengembangkan bisnis ini begitu terbuka lebar. 

Peluang Bisnis Kerupuk

Bisnis kerupuk seribuan ataupun kemasan yang lebih besar, memiliki peluang yang cukup besar jika kamu memasarkannya di Indonesia. 

Bisnis ini pun telah ada sejak lama. Sampai sekarang pun, masih banyak usaha kerupuk yang berkembang hingga jadi usaha yang cukup besar dan sangat menghasilkan. 

Jadi, bisa dikatakan jika usaha kerupuk rumahan merupakan salah satu bisnis yang memiliki sustainability yang sangat baik. 

Jenis-jenis kerupuk yang bisa kamu pilih juga sangat bervariasi. Bisa kerupuk bawang, kerupuk udang, kerupuk kulit, kerupuk tahu, kerupuk tempe, kerupuk poli, kerupuk ikan, dan juga yang lainnya. 

Variasi produk yang ini bisa jadi teman makan maupun sekadar camilan. Pastinya, orang Indonesia sangat menyukainya. 

Potensinya yang cukup besar, menguntungkan, dan memiliki prospek cerah sudah bisa jadi alasan mengapa usaha ini patut jadi pilihan. 

Kamu bisa memproduksi kerupuknya sendiri dari awal atau hanya langsung menjual kerupuk yang telah selesai digoreng. Bahkan, kamu pun bisa melakukan repack untuk mempermudah proses produksinya. 

Resiko Usaha Kerupuk

Sebenarnya, risiko dari usaha kerupuk rumahan ini tidak akan terlalu membuatmu pusing karena memang minim risiko. Meskipun begitu, masih ada risiko yang bisa saja kamu tanggung seperti: 

1. Minimnya Keuntungan

Keuntungan dari bisnis kerupuk memang sangat sedikit. Paling keuntungannya per bungkus hanya di kisaran ratusan rupiah saja. Hal ini membuat banyak orang sering berpikir ulang untuk memulai usaha kerupuk. 

2. Basi

Kerupuk yang basi punya sebutan lain, yakni melempem. Hal ini pasti dirasakan oleh banyak orang yang berbisnis kerupuk. 

Bisnis ini masih di kategori makanan. Jelas, kerupuk memiliki masa tahannya tersendiri. Katakanlah, satu minggu. Dalam satu minggu, kerupuk pun bisa basi alias melempem dan akhirnya tidak dapat dijual lagi. 

Baca Juga: Bisnis Kerupuk Seribuan: Sepele tapi Bikin Cuan!

Tips Memulai Usaha Kerupuk Rumahan

Setelah tahu peluang dan risikonya, mungkin kamu sudah mempertimbangkan untuk terus mencoba usaha ini atau tidak. Sekarang, mari kita belajar beberapa tips yang harus kamu lakukan untuk memulai usaha kerupuk rumahan: 

1. Menentukan Target Pasar

Walaupun kerupuk memang memiliki penggemar yang sangat banyak, kamu tetap harus menentukan target pasar lebih dulu sebelum memulai usaha satu ini. 

Hal ini karena masing-masing orang memiliki preferensi masing-masing yang memang sangat berbeda. 

Cita rasa untuk setiap jenis kerupuk pun berbeda, sehingga sangat penting untuk menentukan konsumen seperti apa yang nanti akan menjadi target pasarmu. 

Contohnya, jika target pasarmu suka seblak atau pengusaha seblak. Maka, menjual berbagai macam kerupuk seblak dapat menjadi opsi yang paling tepat. 

Berbeda halnya jika kamu menargetkan konsumen di lingkungan yang memiliki banyak penjual ataupun warung makan. Cobalah untuk menjual jenis kerupuk bawang. 

Walaupun begitu, sebaiknya kamu bisa cek dulu sekitarmu. Kalau memang masih jarang ada yang memproduksinya, kamu bisa jadi salah satunya. 

2. Cobalah untuk Survei Pasar

Setelah kamu menentukan target usaha kerupuk rumahan yang menurutmu tepat, sekarang waktunya untuk survei langsung ke pasar. 

Kamu bisa memulainya dengan cara melakukan survei jenis apa saja kerupuk yang memang disukai dan dibutuhkan masyarakat. 

Setelah itu, cobalah untuk melakukan survei harga agar harga jual yang kamu tetapkan bisa dipatok dengan harga yang tidak terlalu murah maupun terlalu mahal. 

Ketika melakukan survei harga, cobalah juga petakan persebaran dari target konsumennya. Mau itu dekat perumahan, pasar, dekat sekolah, atau sekitarnya. 

3. Siapkan Kebutuhan Modal Awal

Guna memulai bisnis ini, modal yang kamu butuhkan tidak terlalu besar kok. Kamu bisa juga kok pakai peralatan yang sudah ada di rumah. 

Adapun peralatan yang kamu butuhkan untuk pembuatan kerupuk ini sangat sederhana. Kamu bisa menggunakan kompor di rumah, blender, wajan, mesin untuk mengaduk adonan, plastik untuk packaging, timbangan, dan tampah. 

Nah, untuk bahan-bahan utamanya kamu bisa menentukan sendiri jenis yang nanti bakal kamu produksi. 

Contoh saja, kalau kamu akan memproduksi kerupuk ikan maka yang kamu butuhkan adalah tepung tapioka, daging ikan tenggiri, telur, garam, tepung terigu, bawang putih, pengembang kue, gula, dan minyak. 

Umumnya, modal yang kamu butuhkan untuk menyediakan bahan-bahan ini yakni sekitar Rp350.000 – Rp500.000. Range harga ini tergantung dengan harga bahan yang ada di masing-masing daerah. 

Kalau memiliki modal yang lebih besar dari itu, cobalah menyewa gerobak dengan harga sekitar Rp300.000 – Rp600.000. Bisa juga dengan menyewa ruko dan menambah modal untuk membeli etalase. 

Usaha kerupuk rumahan ini memang begitu fleksibel untuk urusan modal. Bisa menyesuaikan dengan modal yang kamu miliki. 

4. Coba Belajar Bagaimana Cara Membuatnya

Setelah menyediakan modal yang dibutuhkan, kamu perlu melakukan langkah lanjutan yakni dengan memahami bagaimana metode pembuatannya. 

Walaupun bahan dan langkah-langkah pembuatan semua jenis kerupuk memiliki kesamaan, tapi ada sejumlah teknik pembuatan dan penggorengan yang berbeda-beda. 

Contohnya adalah pembuatan kerupuk kulit. Tekniknya pasti berbeda dengan pembuatan kerupuk bawang. 

Pertama, kamu harus merendam dulu kulit sapi paling tidak dua hari di dalam air kapur. Tapi kalau kerupuk bawang, itu butuh tangan terampil dan butuh cetakan agar bentuknya seperti jaring. 

Coba belajar untuk proses pembuatannya. Nah, untuk urusan resep kami sarankan untuk mencari berbagai contoh di internet. Udah banyak, kok contohnya. 

Oh iya, dalam belajar cara pembuatan kerupuk untuk usaha kerupuk rumahan ini, baiknya berlakukan sistem trial & error. Kalau kurang pas, jangan langsung berhenti. 

Sampai kapan? Tentu hingga kamu mendapatkan rasa dan tekstur dari kerupuk yang pas. 

5. Promosikan Kerupuk

Ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk mempromosikan dan memasarkan hasil produksi kerupuk. Misalnya: 

  • Menitipkannya ke warung kelontong, PKL, kantin, angkringan, dan terutama di pasar tradisional. 
  • Buat tempat distribusi dan bentuk agen penjualan. 
  • Ketahui season yang membutuhkan banyak supply kerupuk seperti di hari-hari keagamaan. 

Kunci Sukses Usaha Kerupuk

Ada beberapa metode yang efektif untuk kamu gunakan agar usaha kerupuk yang kamu jalankan bisa sukses. Beberapa kunci ini, bisa kamu terapkan untuk dapat lebih banyak kesempatan meraih keberhasilan: 

1. Cobalah Menjual Berbagai Jenis Kerupuk

Pertama, kamu harus mencoba menjual berbagai jenis kerupuk. Upaya ini dalam dunia bisnis diberi nama diversifikasi produk. 

Laman Chisellabs menjelaskan bahwa produk merupakan suatu strategi untuk mengembangkan produk yang kamu miliki. 

Diversifikasi ini memungkinkan perusahaanmu memproduksi berbagai produk yang memiliki kemiripan dengan produk yang telah ada. Namun, tetap berbeda dari segi ukuran, jenis, bahkan merk-nya. 

Maka dari itu, jika usaha kerupuk rumahan yang kamu jalankan sudah memiliki flow yang lumayan baik, pertimbangkan melakukan diversifikasi produk. 

Kamu bisa mencoba produk lain seperti kerupuk udang, kerupuk tahu, kerupuk tempe, bahkan keripik singkong yang jelas-jelas berbeda dari segi bahan dan pembuatannya. 

Corporate Finance Institute menjelaskan jika diversifikasi produk ini memiliki tujuan khusus. Seperti, peningkatan profite dan meningkatkan hasil penjualan dengan adanya produk baru. 

Belum percaya? Ada yang mendukung pernyataan ini. DHL.com memiliki uraian yang cukup unik mengenai diversifikasi produk. 

Dengan diversifikasi, perusahaanmu bisa mendapatkan peluang untuk mendapatkan ‘jalan’ baru untuk mendapatkan keuntungan. 

Ibaratkan bisnis itu sebagai sebuah jaring-jaring untuk menangkap ikan. Semakin lebar diversifikasinya, semakin lebar juga jaringnya. Potensi mendapatkan ‘hasil’ pasti lebih besar. 

2. Pahami Stages dalam Pertumbuhan Bisnis Kecil

Tak sekadar tahu cara membuat kerupuk untuk usaha saja. Ada rangkaian hal yang perlu kamu pahami ketika memulai bisnis. 

Usaha kerupuk rumahan ini, misalnya. Masih masuk dalam kategori bisnis kecil. Dan ketika ingin mengembangkannya, Engage Bay memberikan ulasan yang ada kaitannya dengan ini. 

Ternyata, pertumbuhan bisnis kecil itu memiliki tahapan. Paling tidak, ada lima stages yang harus dipahami: 

  • Existence Stage: Tahap pertama ketika baru meluncurkan bisnis. Fokusnya harus pada pembuatan produk terbaik dan pelayanan terbaik. 
  • Survival Stage: Ini merupakan tahap ketika bisnis harus bertahan. Biasanya banyak yang stop di sini karena expenses lebih dari revenue. 
  • Success Stage: Saat bisnis mampu bertahan, barulah ia bisa masuk ke success stages. Ini adalah tahapan ketika bisnis mulai memasuki proses diversifikasi, penambahan strategi, peningkatan kualitas produk dan layanan. 
  • Takeoff Stages: Stages yang cukup menantang, karena pemiliknya harus siap untuk beradaptasi terhadap perubahan pasar dan mengambil keputusan dengan cepat. 
  • Maturity Stage: Tahapan finalnya adalah ini ketika bisnis sudah mendapatkan peluang dan mencapai stabilitas atau peluang keberlanjutan usaha yang besar. 

Mengapa harus paham ini? Tentu agar kamu bisa fokus di setiap tahapannya. Jika masih di awal, fokuskan pada pengembangan produk dan layanan. Begitu juga saat melalui tahapan selanjutnya. 

Dengan ini, kamu bisa menentukan prioritas dalam pengambilang keputusan. Intinya, pemahaman terkait lima stages ini akan memudahkanmu untuk tahu jawaban dari, “Saya harus apa dalam bisnis.”

3. Jangan Buru-buru ‘Makan’ Hasil Usaha Kerupuk

Memang, dalam banyak artikel dan hasil riset, usaha kerupuk rumahan terlihat menguntungkan. Itu terjadi jika memang sudah memasuki tahapan ‘Maturity Stages’ seperti yang telah dibahas sebelumnya. 

Hanya saja, kenyataan bisa berkata lain. Keuntungan dari usaha kerupuk itu tidak terlalu besar. Modal minim bisa untung besar itu kalau bukan takdir ya keberuntungan. 

Saya nggak mau memberikan harapan terlalu tinggi untuk yang ingin berbisnis ini. Maka dari itu, demi menyukseskannya jangan buru-buru ‘makan’ hasil usaha ini terlebih dahulu. 

Sabar, harus disimpan dan putarkan uang untuk misalnya menambah jenis produk, optimalisasi pembuatan, atau untuk hal lain yang berdampak terhadap bisnis atau usaha kerupuk milikmu. 

Bisa juga untuk membeli peralatan yang lebih baik, bahkan membangun pabrik atau tempat usaha yang lebih layak agar tidak hanya berjalan di rumah saja. 

Cara agar tidak ‘makan’ uang bisnismu sendiri bisa sederhana. Business News Daily memberikan beberapa tips untuk mengelola keuangan di small business: 

  • Investasikan untuk pertumbuhan bisnis. 
  • Bedakan kompensasi untuk diri-sendiri. 
  • Perhatikan catatan keuangan. 
  • Fokus kepada ROI dan pengeluaran untuk bisnis. 

Selain itu, ada beberapa tips lain seperti membuat rekening tabungan yang terpisah antara bisnis dan rekening pribadi, anggaran bisnis yang jelas, catat semua pengeluaran, dan paling penting melakukan evaluasi. 

4. Offline Dulu, Online Kemudian

Banyak yang memulai usaha kerupuk rumahan dengan terburu-buru menjangkau market secara online. 

Padahal, ‘pasar’ yang ada di sekitar mereka masih cukup menjanjikan menjadi peluang. Ibarat menjaring angin, bisnis online bisa tidak menghasilkan apa-apa. 

Apalagi dengan tahu kalau nama dan merk kerupukmu belum ada yang tahu. Modal nekat doang mungkin nggak cukup. 

Banyak sih usaha online yang berhasil. Tapi, yang gagal juga nggak kalah banyak. Saya sarankan untuk jualan offline lebih dulu agar tidak makan waktu dan tenaga. 

Kapan harus online? Saat semuanya sudah tepat dan lancar, yaitu ketika bisnismu sudah mulai dikenal, nama kerupukmu sudah mulai dicari, dan ketika perusahaanmu sudah memiliki kestabilan. 

Dengan membaca peluang, risiko, cara memulai, hingga tips sukses usaha kerupuk rumahan ini, besar harapan kita untuk bisa lebih tahu mengenai bisnis kerupuk lebih lanjut. Keuntungan? Mengikuti sesuai kualitas produk dan layananmu. 

Bagikan:

Firdaus Al Faqi, S.E. punya latar belakang pendidikan S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Orangnya suka nulis tapi nggak jauh-jauh dari tema manajemen, bisnis, dan teknologi. Kelihatannya banting setir dari background pendidikannya, tapi ternyata enggak juga.

Tinggalkan komentar