Bisnis Kerupuk Seribuan: Sepele tapi Bikin Cuan!

Bisnis yang bisa untuk besar itu banyak banget contohnya. Salah satunya adalah bisnis kerupuk seribuan. Terdengar sepele? Sebentar, jangan terburu-buru menilai dari harga seribuan yang ditawarkan. 

Banyak kok yang jual basreng dengan harga Rp500 malah bisa bikin rumah. Abang-abang yang jualan jajanan seribuan di lingkungan sekolah ada yang pakai iPhone 15 Pro Max. Intinya, untung dari jualan produk seribuan juga bisa gede, kok. 

Selama apa? Selama produknya kamu bikin sepenuh hati dan punya cita rasa yang khas. Selama bisa memenuhi selera pelanggan, bukan tidak mungkin produk milikmu bakal dicari-cari. 

Cara Memulai Bisnis Kerupuk Seribuan

Mungkin bakal banyak dari kamu yang bingung gimana cara mulainya. Ini jadi masalah dari banyak orang waktu pengen berbisnis. Yak, nggak tahu cara mulainya. Banyak kok yang akhirnya ogah nyobain bisnis karena nggak tahu mulainya. 

Buat yang mau mulai usaha ini, kami spill deh caranya: 

1. Tentukan Jenis Kerupuknya

Langkah pertama buat usaha kerupuk kemasan pasti dengan menentukan jenis kerupuknya terlebih dahulu. 

Ada jenis kerupuk yang cocok dan tidak cocok untuk kemasan seribuan. Bahkan, ada loh kerupuk yang lebih cocok untuk dijual Rp500-an aja. 

Intinya, pilih kerupuk yang barangnya tidak terlalu susah untuk ditemukan di pasar dan memiliki cita rasa khas. 

Salah satu contohnya ada kerupuk bawang. Warga desa seperti saya pasti tidak asing dengan kerupuk bawang. 

Di beberapa toko kelontong, pasti ada kerupuk bawang dengan harga seribuan yang rasanya bikin nagih. Intinya, pilih dulu jenis kerupuk apa yang akan kamu jual di kemasan seribuan. 

2. Belajar Cara Memproduksinya

Yap, ini adalah cara bisnis kerupuk seribuan selanjutnya. Setelah memilih jenisnya, kamu harus tahu gimana cara memproduksinya. 

Nanti ada beberapa opsi untuk memproduksi. Pertama, bikin adonan kerupuknya sendiri. Kedua, bisa beli kerupuk mentah dan tinggal goreng plus bumbu. Ketiga, repack yang jelas lebih mudah. 

Intinya, ketahui dulu mau produksinya gimana. Setiap proses produksi yang saya tulis di atas punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Misalnya nih, memilih bikin adonan sendiri itu ngerepotin. Tapi, unggul dari segi cita rasa soalnya bisa dicicipi sendiri sebelum jadi kerupuk mentah atau selesai digoreng dan siap saji. 

Kedua, beli kerupuk mentah itu gampang. Tapi yang susah milihnya. Kalau salah pilih, biasanya ada jenis kerupuk yang nggak enak banget pas digigit. Lengket di gigi, dan rasanya kurang pas. 

Begitu juga dengan metode yang ketiga. Gampang, tapi produknya mungkin gampang basi karena udah produk jadi. Kamu cuma repack sambil menunggu masa kadaluwarsanya dateng. Pilih sesuai preferensi aja, sih. 

3. Tahu Mau Dijual ke Mana

Pastinya, setiap yang mau mulai bisnis udah punya sedikit preview mau dijual ke mana produknya. 

Kalau usaha kerupuk rumahan ini sih cocoknya dijual ke toko-toko kelontong dengan cara nitip, ke warung-warung kopi sederhana, di kantin sekolah dengan cara nitip juga, dan lainnya. 

Intinya, pasar yang ingin dituju adalah orang yang butuh cemilan murah tapi enak buat nemenin mereka waktu gabut atau waktu lagi pengen nyemil. 

4. Pilih Kemasan

Jangan lupa, pilih kemasan yang cocok buat kerupuknya. Tapi rata-rata yang dipakai, sih, kemasan plastik. Jarang yang pakai kemasan kertas dan lainnya. Soalnya plastik adalah kemasan paling murah. Meskipun emang sedikit nyampah. 

Kemasannya harus sesuai dengan jenis kerupuk. Kalau kerupuk bawang misalnya, kamu pilih kemasan plastik yang agak panjang. Tapi kalau kerupuk basreng, pilih yang ukuran kecil aja. Soalnya ukuran dari masing-masing kerupuk itu berbeda. 

Kemasan udah ditentuin, saatnya nentuin juga mau pakai logo atau nama bisnis rumahanmu atau tidak. Tergantung preferensi aja. Biasanya buat nekan budget, plastiknya nggak diapa-apain alias polosan aja. 

Setelah dikemas, baru deh bisnis kerupuk seribuan yang mereka garap bakal dijalanin. Yap, emang simple tapi nggak semua bisa. 

Baca Juga: 15 Pilihan Kerja Sampingan untuk Pelajar SMP, Tambah Uang Jajan!

Jenis Kerupuk yang Cocok untuk Kemasan Seribuan

Ini ada di tahap pertama untuk jualan kerupuk. Tadi, saya udah nulisin gimana buat memulainya dan hal pertamanya adalah dengan menentukan jenis kerupuknya dulu. Buat milih, pastikan pilih untuk jualan kerupuk yang laris. Apa aja? Ini rekomendasinya: 

1. Kerupuk Udang

Pas ke nikahan dan ada rawon, nggak lengkap rasanya kalo nggak makan pake kerupuk udang. Nggak hanya cocok untuk rawon, tapi kerupuk udang pun cocok untuk dijual dengan kemasan seribuan. 

Rasanya yang unik, nikmat, dan gurih bikin banyak orang suka dengan kerupuk udang. Umumnya sih cocok buat pelengkap nasi dan lauk. Bahannya dari adonan tepung tapioka yang dicampur tumbukan udang. 

Ada tambahan rempah yang resepnya bisa kamu tentuin sendiri dan penyedap biar rasanya lebih nendang. Pastikan pakai udang berkualitas, ya biar kerupuknya semakin enak. 

2. Kerupuk Bawang

Siapa sih yang nggak suka aroma bawang yang digoreng? Kebanyakan masyarakat Indonesia suka aroma ini. Berpadu dengan bahan-bahan dari kerupuk bawang dan bumbu tambahan, kami merekomendasikan jenis kerupuk satu ini. 

Alasan mengapa kerupuk bawang sangat kami rekomendasikan karena emang cocok buat pendamping berbagai jenis makanan. Bisa bubur, nasi uduk, soto, nasi kuning, bahkan nasi goreng. 

Makanya, bisnis kerupuk seribuan terutama kerupuk bawang beneran saya rekomendasikan. Oh iya, saya salah satu penikmatnya juga. Kalau makan, pasti nyediain kerupuk bawang kemasan seribuan. 

3. Kerupuk Tahu

Penggemar kerupuk tahu cukup banyak. Apalagi orang yang suka nyemil. Emang, jarang ditemui di warung-warung. Padahal banyak yang gemar menjadikan kerupuk ini sebagai camilan, bahkan teman makan. 

Kerupuk tahu cita rasanya gurih, biasanya cocok buat dimakan bareng bakso dan mie ayam. Kalau kemasan yang seribuan, isinya kurang lebih 5 – 7 potong kerupuk yang dipotong memanjang. Sesuaikan aja, ya, dengan plastik yang kamu pakai. 

4. Kerupuk Tempe

Sebenarnya lebih sering disebut keripik daripada kerupuk. Tapi anggep aja sama. Kerupuk tempe mirip dengan kerupuk tahu. Jarang ditemui di toko kelontong. Tapi, kalau di warung makan biasanya ada aja stoknya. 

Emang kalau dari segi gizi udah berkurang banyak proteinnya. Soalnya sudah ditambah tepung dan digoreng. Namun, soal rasa nggak akan pernah bohong. Keripik tempe itu salah satu yang paling laris dibeli kalau di warung makan. 

Apalagi bumbunya gurih, tepung nggak ketebelan, dan beneran jaga kualitas. Pasti banyak yang minat. Kebanyakan sih kemasan Rp 5 ribu – Rp 7 ribu. Tapi, nggak ada salahnya buat kamu kemas dalam kemasan seribuan. 

5. Kerupuk Basreng

Kalau yang satu ini, mungkin udah nggak perlu ditanyain lagi. Besar kemungkinan bakal laris. Belakangan juga lagi trending di kalangan masyarakat. 

Olahan ini dari bahan bakso, lalu dipotong memanjang. Kemudian akan langsung digoreng sampai kering dan renyah. Banyak juga, loh yang nambahin varian rasa. Rata-rata sih menambahkan bumbu pedas plus daun jeruk. 

Cita rasa dari basreng, pedas, dan daun jeruk, bikin lidah yang nyobain nggak bisa berhenti. Kemasannya bisa kok dijadiin seribuan. Makanya kami saranin bisnis kerupuk seribuan dari basreng ini. Bakal laris di warung kelontong. 

6. Kerupuk Puli

Baru denger nggak? Kerupuk puli itu istilah lain kerupuk beras. Coba pakai nasi yang udah nggak kemakan jadi bahan dasar. Proses produksinya gampang dan minim modal. 

Ibu rumah tangga pasti bisa bikin kerupuk macam ini. Kemasan seribuan, ya tambahin aja lah biar banyak konsumen yang sering beli. 

Resiko Usaha Kerupuk

Semua bisnis pasti membawa risiko masing-masing. Termasuk bisnis kerupuk. Apa aja resikonya? Ini dia: 

1. Keuntungan Minim

Yap, bisnis kerupuk itu untungnya sedikit. Apalagi untuk kemasan seribuan. Tapi solusinya, coba deh tiru penjual basreng yang harganya Rp500. Meskipun kemasan kecil, seringkali pedagang kulakan satu bungkus seharga Rp10 ribu. 

Jadi dalam satu bungkus Rp10 ribu, berisi kurang lebih 20 basreng. Jadinya sekali jual bisa lumayan untungnya. 

2. Cepat Melempem

Ini udah pasti dirasain semua penjual kerupuk. Pun ketika kamu memulai bisnis kerupuk seribuan ini. Jika terlalu lama disimpan, kualitas kerupuknya bisa menurun karena melempem. 

Solusinya ya harus tahu batas penjualan lebih dulu. Sesuaikan dengan tingkat permintaan. Intinya tidak membuat kerupuk dalam jumlah terlalu banyak agar tidak terlalu lama tersimpan. 

Setelah kami riset, ada dua itu saja risikonya. Selebihnya tidak ada. Hanya saja, entry-barrier untuk bisnis ini terbilang rendah. Siapa pun bisa masuk ke dalam bisnis ini karena kebutuhan modalnya yang kecil. 

Gimana Cara Jualnya? 

Kunci sukses usaha kerupuk itu dari segi cara jualnya. Kalau bener, bisa sukses. Kalau engga, keuntungannya tipis banget. Lantas, gimana cara jualnya biar berhasil? Kurang lebih begini: 

1. Titipin ke Warung Kelontong

Cara tradisional tapi yang jadi tombak utama dalam jualan kerupuk. Mau gimana lagi selain nitipin ke warung kelontong? 

Efektif untuk ningkatin penjualan sesuai dengan target pasar. Konsumen kerupuk umumnya beli lewat toko kelontong. 

Jadi, toko kelontong ibarat kolam ikan buat para pebisnis kerupuk. Kalau baru mulai, titipin aja ke warung kelontong dan minta bagi hasil aja. Tentuin harga awal, dan persilakan pemilik warung nentuin sendiri berapa harganya. 

2. Jangan Ubah Resep Kalau Udah Laku

Based on pengalaman pribadi sih waktu nyobain kerupuk. Kadang ada, kerupuk baru yang awalnya enak banget. 

Setelah agak lama dan laris, mereka malah ngubah resep. Nggak itu doang, banyak yang nurunin kualitas bahan dan akhirnya rasanya nggak karuan. 

Auto skip sih kalau nyobain yang begini. Intinya, pertahanin kualitas kerupuk dari awal jualan sampai beneran laris. Bahkan sampai selamanya biar pelanggannya tetap beli kerupuk yang kamu jual. 

3. Beri Nomor Telepon dan Merk di Kemasan

Terserah sih sebenernya mau pakai label di kemasan atau enggak. Tapi, nggak menutup kemungkinan saat ada pelanggan yang suka malah nyari produsennya. 

Ini bagus buat ngenalin bisnis kerupuk seribuan yang kamu bikin. Semakin banyak relasi, semakin banyak pula keuntungannya. 

Memang, bakal nambah biaya produksi soalnya nambah label. Tapi trial & error aja. Jika ada hasilnya, lanjut pakai label. Jika tidak, skip aja mending kemasan polos. 

Itu aja sih yang bisa dibahas dari bisnis kerupuk seribuan ini. Tapi, overall buat saya udah cukup uraiannya. Tinggal siapin modal, belajar produksi, dan mau jualin aja. Semoga membantu. 

Bagikan:

Firdaus Al Faqi, S.E. punya latar belakang pendidikan S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Orangnya suka nulis tapi nggak jauh-jauh dari tema manajemen, bisnis, dan teknologi. Kelihatannya banting setir dari background pendidikannya, tapi ternyata enggak juga.

Tinggalkan komentar